Jumat, 08 Januari 2016

Menashati Dengan Baik







Manusia gak ada yang sempurna, selalu saja ada kesalahan baik disengaja ataupun tidak. untuk itu manusia perlu dikoreksi baik oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain. namun pernahkah anda dinasehati ? bukannya menerima nasehat, anda malah enggan mendengar nasehatnya bukan ?
lantas nasehat bagaimana yang layak didengar ? dan bagaimana nasehat yang baik itu


langsung saja ini dia.. nasehat yang baik itu..

  1. nasehat yang baik itu tidak mempermalukan orang lain.


    menasehati itu baik demi menyempurnakan kesalahan orang yg kita nasehati, namun waktu dan tempat yang tidak tepat bisa membuat orang tersebut merasa dipermalukan. hindari untuk menegur atau menasehati orang lain di khalayak ramai atau di depan umum.
  2. menasehati secara rahasia / sembunyi-sembunyi

    jika menasehati secara terang-terangan di depan umum bisa mempermalukan orang yang dinasehati, lain cerita dengan menasehati secara sembunyi-sembunyi. ketika kita menasehati secara rahasia dalam artian langsung menyampaikan secara personal mungkin orang yang dinasehati akan lebih menerima dibannding dengan nasehat di depan umum.
  3. menasehati dengan tuturkata yang to the point dan sopan

    ketika kita akan menasehati, alangkah indahnya jika cara penyampaian kita itu lugas, langsung ke inti permasalahan tanpa bertele-tele yg bahkan bisa membuat orang yang dinasehati enggan untuk mendengarkan. selain itu tuturkata yang sopan pun menjadi trik jitu untuk mensehati seseorang. walaupun tidak menerima nasehat atau kritikan anda namun dengan penyampaian yang sopan orang tersebut mau mendengarkan anda.
  4. tidak memaksakan kehendak

    kadang kita sebagai orang yang menasehati merasa paling perfect, paling suci, paling top. sehingga kita jadi egois untuk memaksakan masukan kita agar dituruti oleh orang lain. terlepas dari benar tau tidaknya nasehat anda, orang yang dinasehati tidak sertamerta akan menuruti perkataan anda, karena setiap pribadi memiliki sifat yang berbeda. jadi biarkan orang tersebut menimbang dan menentukan pilhannya sendiri.
Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika ia malas dan menolak.” (Al –Adab Asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)
Imam Syafi'i berkata:
Kala aku sendirian silahkan menasehatiku,namun bila aku di antara orang banyak, jangan menasehatiku. Karena, menasehati berada di khalayak ramai adalah pelecehan yg aku tidak sudi menerima. Bila engkau tidak menuruti kata kataku janganlah menyesal bila Aku tidak menta'atimu. 

source : www.islampos.com | images.google.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar